Hobi dan Kualitas Hidup





Yang dimaksud dengan hobi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegemaran, kesenangan istimewa pada waktu senggang. Hobi bukan merupakan pekerjaan yang utama. Di lingkungan orang Jawa kesenangan istimewa itu ada yang menyebutnya dengan "klangenan." Misalnya klangenan memelihara serta mendengar suara burung perkutut. Bagaimana kaitannya antara hobi dengan kualitas hidup manusia? Saya berpendapat, bahwa dalam kehidupan ini, di samping agama, ada kegiatan lain yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu mempunyai hobi yang bermanfaat. Ditekankan pada hobi yang bermanfaat, karena ada hobi yang tidak bermanfaat, misalnya hobi minum-minuman keras, berjudi dan kemaksiatan. Hobi harus mengandung manfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat. Manfaat bagi diri sendiri berupa kesibukan untuk memperoleh keseimbangan hidup. 

Manusia memerlukan kesibukan dalam perjalanan hidupnya. Tanpa ada kesibukan, hidup menjadi kurang bermakna. Tapi yang penting dan perlu dijaga adalah jangan sampai terlalu sibuk, karena semua itu ada ukuran dan takarannya sendiri-sendiri. Kesibukan itu macam-macam bentuknya sesuai dengan tingkatan usianya, sejak usia muda sampai lanjut usia. Berapa batas umur manusia Indonesia untuk bisa digolongkan sebagai lanjut usia? Berdasarkan Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia adalah 60 tahun keatas. Bayangkan si A umurnya baru 60 tahun tapi sudah "manula" (manusia usia lanjut) atau "glamur" (golongan lanjut umur).

Tapi berapa saja batas usia, yang perlu diperhatikan bagi para "lansia" adalah mengisi kehidupan ini dengan kesibukan. Salah satu kesibukan adalah memiliki hobi. Dengan adanya hobi tersebut, diharapkan kualitas hidup dapat lebih meningkat dan tercapai keseimbangan antara kebutuhan fisik dan mental, disamping dapat merangsang dan memacu kreativitas, produktivitas, inspirasi, motivasi dan pemupukan rasa percaya diri. Misalnya hobi menulis. 

Bagi mereka yang telah lanjut usia, hobi menulis di berbagai mass media setidak-tidaknya dapat memberi manfaat bagi masyarakat, disamping manfaat bagi diri pribadi. Ada rasa kepuasan tulisannya dimuat dan dibaca banyak orang. Juga sebagai salah satu bentuk dari apa yang dimaksud dengan "try to think" dan "be ready to learn thinking." Paling tidak otaknya masih dapat dipakai untuk proses berpikir yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Kalau kesibukan tersebut masih dapat dilakukan secara ajeg, mudah-mudahan dapat membantu menghambat proses kepikunan.

Ada 2 organ tubuh manusia, yaitu otak dan otot yang perlu diperhatikan bagi para lanjut usia menghadapi proses ketuaan (aging process). "Otak" dipakai untuk berpikir, tapi yang penting jangan sampai malahan mengakibatkan "banyak pikiran". Ada kalanya para lanjut usia mengeluh akhir-akhir ini "banyak pikiran," padahal organ tubuh yang bernama otak ternyata tidak dipakai untuk proses berpikir. Jadi keluhan "banyak pikiran" dan "berpikir" memang berbeda. Ada pepatah yang berbunyi "Berpikir sebelum bekerja, berakhir dengan sempurna". Yang dimaksud dengan berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. 

Otak yang kita miliki sebagai anugrah Allah Swt hendaknya kita pergunakan sebagai alat untuk berpikir. Bukan untuk berpikir jahat atau dipakai untuk "mengakali" orang lain atau "akal bulus," tapi "akal budi" yang artinya pikiran sehat demi kemaslahatan umat manusia. Dengan cara demikian maka ungkapan yang berbunyi "pikir itu pelita hati" dapat kita wujudkan. "Otot" juga tidak boleh dibiarkan "menganggur" terus menerus, karena bisa terjadi "degenerasi" yaitu pengapuran. Walaupun otot dipakai, tapi yang penting jangan sampai "ngotot." Sebab ada orang yang "ngotot" terus, padahal punya otot saja tidak, alias loyo.

Hobi olahraga seperti jalan kaki atau berenang merupakan salah satu cara yang baik untuk memelihara kelenturan otot dan menghambat pengapuran. Karena itu para lanjut usia perlu punya hobi sebagai suatu kesibukan yang dapat ditolerir dari segi kemampuan otak dan otot. Kualitas hidup dalam arti kesehatan, kebugaran, kebahagiaan dan kesenangan semakin meningkat, apabila mereka yang berusia 60 tahun keatas menjadi "ULAMA," yaitu Usia Lanjut Masih A ktif (asal jangan sampai kebablasan menjadi Agresif).

Oleh Ismail Saleh, SH


http://www.pelita.or.id/baca.php?id=20050